Hasil Wawancara dengan Tokoh Agama Hindu
Dosen : Petrus Lakonawa, S,I. MR (D3706)
Anggota Kelompok
I Gusti Ayu Laksmi (2001550672) - Ketua
Michelle (2001539221) - Sekretaris
Adinda Prisilia (2001547311) - Anggota
Ariana Savira Rachmayanti (2001541674) - Anggota
Pietra Galuh Carlanindita (2001572244) - Anggota
Rana Trisha Tomo (2001568285) - Anggota
Pada hari Jumat 20 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB kami melakukan wawancara dengan Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag di Pura Aditya Jaya Rawamangun. Sebelumnya, kami mengontak bapak I Nengah Dana melalui aplikasi WhatsApp untuk membuat janji wawancara. Sayangnya, salah satu anggota kami yaitu Pietra Galuh Carlanindita (2001572244) tidak dapat hadir untuk mewawancarai karena harus mengikuti kegiatan Mentoring di Universitas Bina Nusantara.
Dalam sesi ini, sebagai perwakilan I Gusti Ayu Laksmi (2001550672) dan Rana Trisha Tomo (2001568285) yang mewawancarai. Michelle (2001539221) sebagai sekretaris yang mencatat hasil wawancara. Untuk dokumentasi dilakukan oleh Ariana Savira Rachmayanti (2001541674) dan Adinda Prisilia (2001547311). Inilah hasil wawancara kami mengenai tema pentingnya toleransi antar umat beragama.
Anggota Kelompok
I Gusti Ayu Laksmi (2001550672) - Ketua
Michelle (2001539221) - Sekretaris
Adinda Prisilia (2001547311) - Anggota
Ariana Savira Rachmayanti (2001541674) - Anggota
Pietra Galuh Carlanindita (2001572244) - Anggota
Rana Trisha Tomo (2001568285) - Anggota
Pada hari Jumat 20 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB kami melakukan wawancara dengan Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag di Pura Aditya Jaya Rawamangun. Sebelumnya, kami mengontak bapak I Nengah Dana melalui aplikasi WhatsApp untuk membuat janji wawancara. Sayangnya, salah satu anggota kami yaitu Pietra Galuh Carlanindita (2001572244) tidak dapat hadir untuk mewawancarai karena harus mengikuti kegiatan Mentoring di Universitas Bina Nusantara.
Dalam sesi ini, sebagai perwakilan I Gusti Ayu Laksmi (2001550672) dan Rana Trisha Tomo (2001568285) yang mewawancarai. Michelle (2001539221) sebagai sekretaris yang mencatat hasil wawancara. Untuk dokumentasi dilakukan oleh Ariana Savira Rachmayanti (2001541674) dan Adinda Prisilia (2001547311). Inilah hasil wawancara kami mengenai tema pentingnya toleransi antar umat beragama.
1. Apa arti agama menurut Bapak dari pandangan agama Hindu?
Secara harafiah, agama menurut Agama Hindu berasal dari Bahasa Sansekerta. Gam yang berarti pergi, dari kata Gacch dan A yang berarti tidak pergi, kebalikan dari kedatangan sehingga agama itu dapat diartikan sebagai langgeng dari Tuhan, kekal, abadi, tidak ada habisnya. Di dalam Agama Hindu terdapat ajaran Dharma yaitu kebenaran yang tidak pernah hilang, bahkan setelah dunia hancur.
2. Bagaimana pandangan Bapak dengan agama lain yang ada di Indonesia?
Hidup beragama itu urusan individu dengan Tuhan. Pandangan masing – masing orang apakah Tuhan disebut Jehovah oleh dia, atau Allah, apapun sebutan Tuhan, Dia adalah kekuatan supranatural dengan individu. Ada beberapa komunitas agama yang pikirannya sejalan atau mirip yang akhirnya menjadi agama Hindu, Buddha, Islam, Protestan, Katolik, Khonghucu. Saat ini di Indonesia agama yang telah diakui hanya ada 6. Tidak ada persoalan untuk saling berhubungan antar agama apapun, kita ini sama – sama makhluk ciptaan Tuhan. Bahkan dengan hewan saja kita mau berhubungan dengan memeliharanya.
3. Bagaimanakah konsep toleransi antar umat beragama yang ideal menurut Bapak?
Tuhan Maha Tunggal. Tuhan Yang Maha Esa. Esa bukan satu artinya. Esa itu artinya hakikatnya, tidak bisa digambarkan, tidak bisa di wujudkan, tidak bisa di pikirkan. Di Hindu disebut dengan Acintya. Nah, konsep toleransi di Hindu, silahkan saling beragama masing – masing, berbagai macam cara untuk menyembah Tuhan. Dengan apapun cara kita memuja Tuhan, Tuhan mau hidupnya kita berhubungan dengan Dia. Jadi silahkan saja beragama. Di Hindu mempunyai konsep dan memandang relasi dengan agama lain sebagai saudara sesama. Ia sebagai satu rumah di dalam Kemahakuasaaan Tuhan. Itulah yang disebut Vasudeva. Kita berada dalam satu perut bola dunia yang besar. Kita satu bersaudara. Bola dunia yang besar itu sendiri berada dalam Tuhan sendiri. Konsep toleransi itu sangat sederhana. Tujuan hidup itu apa? Satu, menuju kepada Tuhan, ingin hidup berbahagia, bisa bercanda bersama. Berarti ada bakat dari dalam untuk hidup bersama. Pengertian toleransi itu bukan toleransi beragama. Tetapi toleransi antar umat beragama. Agama tidak bisa di toleransi, tetapi umatnya yang bisa ditoleransi. Toleransi yang dimaksudkan adalah hubungan sosial atau interaksi sosial antar umat beragama, bukan agamanya. Kita tidak boleh melakukan kekerasan terhadap orang lain (Ahimsa). Kita harus menyayangi orang lain (Dayadhvam atau Maitri).
4. Menurut Bapak apakah toleransi antar umat beragama sudah diterapkan di Negara Indonesia?
Sebenarnya sudah, lebih banyak yang menerapkan daripada yang tidak menerapkan toleransi antar umat beragama. Hanya saja kita melihat dari TV, media sosial yang menonjolkan berita hangat yang berisi berita orang yang tidak mengerti agama jadi terlihat seperti toleransi itu belum diterapkan di negara ini. Kadang, ada yang mengerti agamanya tetapi punya kepentingan politik sehingga dipelintir agama tersebut. Kalau dilihat dari sisi daerah seperti NTB, NTT, Bali, dan daerah di bagian Indonesia lainnya semuanya sudah menerapkan toleransi antar umat beragama. Karena Indonesia ini mempunyai beragam suku dan budaya dan mereka hidup berdampingan, tidak perang dimana – mana. Permasalahan utama yang membuat sikap intoleran ini karena kepentingan politik.
5. Menurut Bapak, apa yang menjadi penyebab utama rasa kebencian yang timbul dan rasa saling tidak percaya antar umat beragama?
Tentunya yang paling menonjol penyebab utamanya yaitu kepentingan politik. Karena kelompok ini merasa terdesak dan mereka sengaja membuat kekacauan untuk mendapatkan kekuasaan. Kedua, ada pemahaman yang disalahgunanakan seperti penyalahgunaan ayat - ayat untuk keperluan tertentu. Ketiga, Pendidikan yang tidak merata menyebabkan masalah ini. Keempat, kontrol negara terhadap Lembaga Pendidikan yang tidak patuh kepada peraturan perundang – undangan.
6. Dalam aspek apa saja toleransi antar umat beragama dapat diwujudkan?
Mewujudkan toleransi banyak caranya. Jadi indikatornya dulu kita lihat. Satu, menghormati dan menghargai keberagamaan orang lain. Kalau kita menghargai dan menghormati berarti kita membiarkan orang lain beragama yang berbeda dengan kita. Kedua, indikatornya adalah menyadari dan memahami kebutuhan beragama orang lain. Berarti, misalnya orang Hindu memerlukan sarana berupacara, orang lain yang beragama lain dapat menyiapkan sarana tersebut dengan menjual. Ketiga, ingin dan mau hidup bersama dan berusaha untuk memajukan kehidupan bersama. Dengan demikian ia harus berkerja sama di bidang sosial dan ekonomi. Keempat, kita harus melakukan aksi bersama dalam rangka memberantas kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan. Disamping itu untuk mematangkan toleransi harus sering melakukan dialog dan bertukar pikiran, saling memberi informasi. Tapi jangan sifatnya terselubung untuk mengajak orang lain mengikuti agama sendiri. Semua agama ajarannya bagus, tapi kalau kelakuan umatnya yang tidak benar sama saja bohong. Itu yang penting. Menurut agama Hindu yang ditanya Bhatara Yama di alam niskala (alam roh) yang ditanya adalah kelakuannya. Kita tidak bisa bohong, ada catatannya.
7. Apa sarana yang paling tepat dalam mewujudkan toleransi antar umat beragama di Indonesia?
Begini, sarana itu tidak bisa satu saja. Media sosial juga termasuk sarana dan yang paling cepat informasi yang datang. Tetapi siapa yang manage dibalik media sosial itu? Kalau seperti Sarachen kan repot. Tapi kalau media sosial seperti di Hindu ada forum Tri Hita Karana, forum Hindu Nusantara, dan lain – lain. Ada forum yang membahas khusus meditasi, bagaimana mengolah diri, bagaimana menjauhkan diri dari duniawi. Jadi media sosial yang paling utama. Kedua Lembaga Pendidikan. Patuhilah undang – undang Pendidikan ini. Karena tujuannya adalah membentuk akhlak mulia. Akhlak itu adalah karakter. Karakter yang dimaksud di undang – undang ini adalah karakter Pancasila untuk bangsa ini, bukan untuk kelompok tertentu. Lalu, kita punya FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama). Dengan demikian tiap daerah memiliki penanggung jawab pada kerukunan umat beragama. Kalau semua sudah menaati peraturan, konflik yang terjadi akan berkurang. Pejabatnya saja yang tidak menaati peraturan karena itu banyak konflik yang terjadi dibiarkan saja. Keempat yaitu forum – forum dialog. Misalnya pemuda - pemuda Katolik dengan pemuda - pemuda Islam saling berdialog. Contohnya di Bekasi ada forum umat beragama. Dan mereka bertemu setiap 2-3 bulan sekali untuk memelihara kerukunan beragama.
8. Bagaimana pandangan Bapak terhadap ormas yang anarkis?
Kita negara Pancasila, kalau ormas anarkis jangankan negara Pancasila, negara lain saja tindakan anarkis itu dilarang. Tindakan yang mengancam jiwa orang lain, mengancam kebebasan orang lain. Di negara komunis juga tidak diterima itu, apalagi di negara Pancasila yang menganut Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi tindakan anarkis itu harus dibuang jauh. Negara harus segera turun tangan mengatasi anarkisme. Karena kelemahan manusia pikirannya yang sudah kalau diajak ramai - ramai dia ikut – ikutan. Sementara dalangnya hanya senyum – senyum saja di belakangnya. Yang seperti ini yang berbahaya.
9. Semua agama mengajarkan hal yang sama yaitu mengorientasikan tujuan hidupnya kepada Tuhan, tetapi menurut Bapak mengapa banyak ormas anarkis yang menyalahgunakan ajaran tersebut menjadi suatu hal yang salah?
Begini, Saya sudah mempelajari semua agama. Baik agama yang sudah formal di Indonesia ini maupun agama yang ada di suku – suku Indonesia. Agama yang ada di dunia internasional Saya juga telah pelajari. Jadi Saya mempelajari banyak agama ini agar tidak terkecoh. Tetapi Saya tetap dasarnya agama Hindu. Semua agama mengarahkan agar semua manusia menyatu, menyatukan jiwa dan raganya melalui latihan menyatukan pikiran, ucapan, dan perbuatannya. Itulah Satya. Dia jujur, benar, satu. Satu arah. Karena sudah satu, setiap memuja Tuhan akan satu pikiran dengan Tuhan. Karena itulah sifat Tuhan, selalu harmonis. Maka keharmonisan kita akan sama dengan keharmonisan Tuhan. Siapa yang meyakini Tuhan seutuhnya, dan tidak peduli dengan pemenuhan nafsu, maka hidupnya akan tenang. Itulah hidup beragama sesungguhnya. Walaupun dia hafal ayat – ayat tapi tujuannya untuk menipu sama saja bohong. Hindu berkeyakinan bahwa manusia tidak hanya badan, dan sesungguhnya bukan badan. Tetapi ia adalah jiwa. Jiwa ini yang merasakan. Kalau memang hanya badan, kenapa orang di Jawa yang puasa 40 hari tanpa makan dan minum tidak apa – apa? Walaupun dokter menyarankan untuk makan 3 hari sekali. Mereka sudah melatih jiwa dan pikiran mereka untuk berpuasa. Nah kenapa bisa ada sifat anarkis? Karena orangnya yang tidak memahami hakikat beragama. Agama tujuannya mencari ketenangan, kebahagiaan, kedamaian, dan kesejahteraan tetapi digunakan untuk menguasai orang lain, memproteksi orang lain untuk memuaskan nafsunya sendiri, kelompoknya sendiri, komunitasnya sendiri. Itu sudah radikal. Setelah radikal, tidak bisa memaksakan orang lain mengikuti dirinya, akhirnya bertindak anarkis.
10. Bagaimana mengatasi bila terjadi pertikaian yang diakibatkan oleh perbedaan pandangan dalam agama?
Satu – satunya cara mengatasinya dengan berdialog. Berdialog harus dilandasi dengan kejujuran, keterbukaan, dan kerendahan hati. Mengapa? Karena ada banyak kebenaran (nilai – nilai) di banyak tempat. Setiap komunitas berusaha memahami ajarannya. Dengan berdialog ini setidaknya ia dapat melihat kebenaran melalui kacamatanya sendiri. Anda jangan menilai orang lain dengan ukuran Anda. Itulah yang disebut dengan analisis satu sisi. Orang hanya melihat sesuatu yang hanya ia ingin lihat, tidak dilihat secara universal. Misalnya orang bilang “Eh Hindu itu nyembah patung.” Jujur saja kita bilang “Ya memang kita menyembah patung tetapi secara fisik, tetapi saya tidak pernah berdoa kepada patung itu.” Orang lain juga bisa menanyakan “Orang Islam menyembah batu.” Orang islam akan menjawab “Oh bukan, itu kiblat. Agar umat Islam menyatu menuju Allah lewat satu kiblat.” Orang lain harus menerima dengan terbuka, jujur dan kerendahan hati. Tidak usah ditutup – tutupi. Jangan marah dibawa emosi.
11. Apa saja ajaran dalam agama Bapak dalam membangun perdamaian antar umat beragama?
Dimulai dengan kesungguhan dan ketaatan kepada Tuhan. Di dalam agama Hindu, membangun perdamaian dimulai dari Tri Hita Karana (tiga penyebab terciptanya kebahagiaan) yaitu hubungan harmonis manusia dengan Tuhan, hubungan harmonis manusia dengan alam lingkungan, dan hubungan harmonis manusia dengan sesamanya. Artinya, sifat – sifat Ketuhanan itu harus mengalir di dalam diri kita. Kalau Tuhan maha pengasih, kita harus berusaha belajar untuk saling mengasihi. Kesamaan sifat Tuhan itu yang harus ada pada manusia itu sendiri. Kemudian dengan sesama.“Om Isavasyamidam sarvam yatkiñca jagatyam jagat” Tuhan itu sesungguhnya tinggal di dalam diri setiap ciptaan Nya. Tapi yang tinggal itu sinar kekuatannya. Ia yang menggerakkan semuanya, tubuh ini, dunia ini. Itu di dalam Isavasya Upanisad. “tena tyaktena bhuñjitha ma grdhah kasyasvid dhanam” Dan dipesankan kepada semua manusia hanya boleh mengambil yang menjadi haknya saja. Seandainya Anda tidak mengambil hak orang lain maka tidak akan terjadi keributan. Membangun harmonisasi dengan alam lingkungan. Karena alam lingkungan itu juga disinari sinar suci Tuhan. Tadi itu dari Isavasya Upanisad. Di dalam Yajur Veda XI.1, perlakukanlah orang lain seperti engkau inginkan mereka perlakukan untuk dirimu. Sadarlah bahwa engkau berasal dari yang sama (Brahman). Karena itulah engkau harus saling mengasihi.
12. Menurut Bapak apa saja hambatan-hambatan dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama?
Seperti tadi yang sudah saya katakan di depan, kendalanya ada kepentingan tertentu seperti kepentingan politik, kekuasaan, kelompok, golongan tertentu, egoismenya dia sendiri itu penyebabnya. Kalau yang lain dan dari segi ajaran tidak ada itu. Ajaran kan urusan masing – masing itu. Kecuali kita memaksakan ajaran agama kita kepada orang lain. Itu baru salah. Karena itu Hindu melakukan visionaris dengan cara yang berbeda. Hindu memang menyebarkan ajaran agama, hanya menyebarkan saja. Tidak memaksakan orang masuk ke dalam Hindu. Bahkan kepada orang asing juga disebarkan ajaran agama ini. Kebaikan, tingkah laku mulia, tatwa, filsofi, acara (upacara, yadnya, ritual, orang – orang suci) kita jelaskan.
13. Bagaimana cara agar umat beragama mampu memahami dan menghayati agama sebagai alat pemersatu bangsa?
Ini memang berat kalau orang yang belajar beragama tidak serius untuk mencari pengetahuan, bukan ilmu ya. Ilmu dengan pengetahuan itu berbeda. Karena pengetahuan itu ada kaitannya dengan kesadaran. Umat beragama ini kan banyak mendapat ilmu dari kurikulum. Kalau kita tidak mencari pengetahuan, maka akan sulit terjadi kerukunan. Karena masing – masing mengembangkan tanpa visi yang jelas. Jadi bagaimana kita bisa rukun dengan ajaran agama itu? Dengan mau mengedepankan ajaran universal agama. Apa yang universal? Bersujudlah kepada Tuhan, hormati sesama, membantu orang miskin, jangan mencuri, jangan berbohong.
14. Peran apa saja yang telah dilakukan Bapak untuk menjaga kerukunan antar umat beragama?
Saya kebetulan dulu rohaniwan TNI. Dulu TNI itu sebagai pelopor stabilitator. Kalau ada masalah – masalah negara pasti rohaniwan dipanggil, diundang, dimintai masukan. Walaupun pangkat rohaniwan kecil tapi paling dihormati. Karena rohaniwan dijadikan panutan agama. Lalu saya duduk di Parisadha Hindu Indonesia atau dimanapun saya bertugas, saya selalu mengumpulkan masyarakat (seperti paguyuban) melakukan dialog - dialog di seluruh Indonesia. Sebelumnya saya melakukan pemetaan tingkat kemiskinan di Indonesia diplopori oleh Kementrian Kesehatan, Bappenas. Jadi kita mengenal daerah – daerah sambil berwacana sebagai rohaniwan. Lalu Saya menjadi majelis tertinggi agama Hindu di Parisadha pusat, menjadi tim perumus peraturan bersama Mentri Agama dan Mentri Dalam Negeri No. 9 dan No. 8 Tahun 2006. Melakukan sosialisasi kepada semua gubernur beserta wakilnya, walikota beserta wakilnya, di seluruh Indonesia. Melakukan dialog ke pemuka agama di seluruh Indonesia. Jadi di daerah namapun nama saya sudah dikenal oleh para tokoh – tokoh. Jika ada konflik di Ambon, kita kesana bersama Menteri atau tokoh lainnya. Konflik dimanapun kita kesana untuk menyelesaikan konflik tersebut.
15. Menurut Bapak apakah tindakan yang dilakukan pemerintah sudah efektif untuk mengatasi apabila ada pertikaian antar agama?
Begini, tindakan itu sifatnya dinamis. Yang paling menentukan faktor manusia. Peraturan yang ada sudah bagus semua. Tetapi kalau memang faktor manusia yang tidak mau melaksanakan peraturannya ya tidak ada hasilnya. Bayakangkan dulu banyak terjadi terorisme karena dibiarkan ideologi terorisme itu berkembang. Jadi kalau negara mau efektif melakukan ini, harus konsisten. Ketika ada bibit harus segera dibina menjadi hal yang baik. Jangan saat sudah besar baru dibinasakan. Jadi peraturan yang sudah ada sudah efektif, tetapi yang melaksanakan belum sepenuhnya efektif. Karena apa? Karena persepsinya belum sama.
16. Apa pendapat Bapak mengenai kasus yang belakangan ini terjadi seperti dalam pemilu atau pilkada yg melibatkan agama?
Ya itulah kepentingan politik. Karena politik itu mestinya, politik dari kata polite (kebijaksanaan) yang artinya selalu menggunakan akal budi. Budi nurani nya dipakai. Itu bijaksana, itulah politik seharusnya. Tetapi yang terjadi malah kepentingan politik kelompoknya. Kurang beretika. Berpolitik itu di Hindu ajarannya beretika. Perang saja di Hindu beretika, ada aturannya. Tidak sembarang menembak. Jadi kalau ia sudah terjun di dunia politik, ia harus menguasai perundang – undangan. Jangan memanfaatkan kesalahan orang lain ataupun melakukan kesalahan sendiri. Karena itu hentikan cara – cara kotor Pilkada, kedepankan etika. Baik dalam komunikasi maupun politik. Tanpa etika bagaimana cara mencapai tujuan? Etika datang dari dalam jiwa, menghargai dan menghormati orang lain, tidak egois, itu orang beretika. Mulai dari pikiran dan ucapan sama dengan tindakan. Di Hindu disebut Tri Kaya Parisudha, berbicara dengan benar, berpikir benar, bertindak benar. Saran Saya kedepannya beretikalah dalam kehidupan sosial, politik, budaya, dan beragama.
17. Menurut Bapak apakah dengan adanya formalisasi agama (Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, Khonghucu) yang tumbuh di Indonesia terkadang tidak memberi peluang bagi munculnya religi asli-etnik/minoritas di indonesia?
UU no 1 PNPS 1965 memang meresmikan 6 agama yang sebagian besar dianut masyarakat Indonesia, bukan berarti agama yang diluar 6 ini tidak boleh hidup, mereka boleh ada dan berkembang. Tetapi secara administrasi sulit untuk dilayani masing – masing agama yang banyak sekali. Pada waktu orde baru, kesalahan negara pada waktu itu agama – agama diluar ini malah dianggap PKI. Jadi diperbolehkan agama – agama yang diluar 6 agama resmi di Indonesia itu berkembang, asal tidak menimbulkan kerusuhan. Yang penting beretika. Sayangnya secara administrasi tidak dilayani.
18. Apakah agama minoritas di indonesia sering kali diabaikan hak dan toleransinya sebagai sebuah agama yang sederajat?
Sebenarnya tidak, sekarang terkesan diabaikan karena sikap kelompok radikalisme dan extrimisme yang membuat kesan ini. Padahal dari mayoritas agama (contoh islam) yang ribut itu adalah minoritas ekstrim yang kadang sesama muslim tidak akrab apalagi dengan agama lain yang ada. Kita ini hidup di negara Pancasila, kita harus saling akur satu sama lain.
19. Menurut Bapak adakah tindakan yang dapat dilakukan demi menanamkan tingkat toleransi tinggi sejak dini?
Pertama mulai dari pendidikan Paud atau TK, SD, dan seterusnya, cintai alam dan lingkungan. Paud ini siapapun boleh masuk untuk sekolah, Paud tidak boleh memaksakan agama, ketika Jumat pelajari agama masing – masing, ketika hari biasa pelajaran biasa dipelajari. Buat kegiatan boarding school, kegiatan – kegiatan di lapangan agar bisa mengamalkan agama untuk saling mengenal dan saling toleransi. Kedua melalui jalur rohaniwan, pemuka – pemuka agama. Pemuka agama harus mengajari agama sesuai dengan Pancasila. Ketiga melalui jalur tokoh masyarakat atau tokoh politik yang negarawan. Keempat lewat dari jalur seni, seni itu paling efektif. Tidak ada seniman yang ekstrim. Karena jiwanya luwes bernyanyi tidak kaku.
20. Apakah ada harapan dari Bapak yang ingin disampaikan terkait dengan topik wawancara ini?
Saya berharap seluruh masyarakat Indonesia dimanapun dia berada dalam konteks apapun, tugas atau bagian dari hidupnya, profesinya, beragama apapun Anda, beragamalah yang taat dan rasional sesuai dengan Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya, orang Indonesia harus taat pada agama dan melakukan Dharma atau kebaikan (kebenaran). Taat kepada negara, ideologinya dan konstitusinya. Dengan begitu kita bisa bersatu dan bermusyawarah jika ada perbedaan, ada kepentingan tertentu, sampai mencapai keadilan sosial. Jadilah orang yang agamis dan Pancasilais.
Dokumentasi :
Titanium Mountain Bike Rentals - The TITIAN TRIBE
ReplyDeleteA new can titanium rings be resized mini bike rental system can be found titanium granite on titanium coating this platform and can be found on the shop. With a titanium wood stoves new bike rental system you get 2014 ford focus titanium hatchback the